Jika di Banten ada kampung adat Baduy dengan suku Kanekes yang telah terkenal, di Jawa Barat ada kampung adat bernama Kampung Naga yang telah ramai didatangi untuk mengenal keunikan adat di Desa Neglasari, Kabupaten Tasikmalaya.
Keunikan bentuk pemukiman serta sistem masyarakat dan tradisi di sana telah membuat orang-orang kerap menghabiskan waktu akhir pekan untuk mendapatkan pengalaman menjadi bagian dari masyarakat adat tersebut.
Dilansir dari berbagai sumber, asal usul kampung adat ini tidak begitu jelas, termasuk asal penamaan Naga sendiri. Jejak sejarah masyarakat adat Kampung Adat sendiri sebagian besar habis dalam kebakaran saat pemberontakan DI/TII terjadi pada 1959.
Kampung, yang tidak bersinggungan dengan hewan mitologi Tiongkok, tersebut diperkirakan berasal dari seorang tokoh bernama Sembah Dalem Eyang Singaparna. Tokoh tersebut merupakan murid Sunan Gunung Jati yang membantu menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Jasanya kini diabadikan dalam makam kramat di sebelah barat kampung tersebut.
Nafas Islam dan kepercayaan leluhur mereka bercampur menjadi tradisi yang unik. Ini mempengaruhi cara mereka beribadah lima waktu, mengaji, dan melaksanakan Ibadah Haji yang bisa diwakilkan dengan upacara hajat sasih yang dilangsungkan pada Idul Adha 10 Dzulhijjah.
Keunikan tradisi dan keterbukaan mereka menerima tamu-tamu asing tidak kalah dengan cantiknya pemandangan alam di sekitar perkampungan mereka. Sawah berundak dan hutan yang hijau lebat kontras dengan bentuk rumah di perkampungan mereka.
Jika Anda berminat datang ke sana, saat ini sudah banyak open trip yang bisa mengajak sejumlah rombongan untuk melakukan tur budaya. Kampung ini berada di perbatasan Tasikmalaya dan Garut.
sumber: okezon.com
0 Response to "Mengenal Kampung Naga, Desa Adat di Tasikmalaya"
Posting Komentar