Desa yang sering diperkenalkan sebagai Kampung Tenun tersebut dalah desa binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tana Toraja.
Tas tenun atau rajut hasil kerajinan warga Tonglo terbuat dari tali kur. Harga tas rajut Toraja ini dari Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu, tergantung ukuran.
Selain tas rajut, warga Desa Tonglo juga membuat tikar yang terbuat dari tanaman tuyu (sejenis rumput yang tumbuh di rawa). Tikar tuyu dijual seharga Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu dengan lama pengerjaan lima hari.
Penjualan produk Tenun Tonglo itu selain di Toraja dan Makassar, juga telah merambah sampai Kalimantan. Kerajinan tenun, tas, dan tikar khas Toraja ini juga ikut dipamerkan oleh Dekranasda di Jakarta.
"Kendala kerajinan ini adalah pemasarannya," ujar Kepala Desa Tonglo, Daniel Tulak.
sumber: tribunnews.com
0 Response to "Mengenal Desa Tonglo, Kampung Tenun Tradisional di Toraja"
Posting Komentar