Full Width CSS

iklan

Tentang Tradisi Kantin Kejujuran di Pedalaman Sulbar, Ini Kata Tokoh Masyarakat PUS

Masyarakat desa di wilayah pedalaman daerah pegunungan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sejak jaman dahulu, secara turun-temurun sudah menerapkan cara berjualan dengan prinsip yang sama dengan program kantin kejujuran yang digagas pemerintah. Hal itu dikemukakan oleh salah seorang okoh masyarakat dari Kecamatan Aralle pegunungan Pitu Ulunna Salu (PUS) Kabupaten Mamasa - Sulbar, Abdul Rasyid Tumpang.

Gambar ini adalah salah satu tempat berjualan masyarakat desa di daerah pegunungan Sulbar yang saat ini masih bisa disaksikan (foto: Muh. Gufran Padjalai)

Menurut Rasyid Tumpang, model kantin kejujuran yang ada di daerah pedalaman PUS ini, tidak hanya bisa ditemukan seperti di jalur dari arah Mamuju Ibu Kota Provinsi Sulbar ke Aralle yang saat ini masih bisa disaksikan, tetapi di jalan dari arah Kabupaten Polewali Mandar ke Kabupaten Mamasa sampai Aralle, banyak tempat-tempat berjualan serupa.

“Cuma sekarang saya tidak tahu nasibnya. Ya sekarang kendaraan bermotor sekarang sudah bisa lewat, apa masih bisa bertahan kantin kejujuran itu atau tidak, saya tidak tahu. Tapi dari arah Mamuju ke Aralle saat ini masih bisa dilihat.” kata mantan kepala TVRI Sulbar ini.
Menurut lelaki yang sekarang tinggal di Kota Makassar ini, selain kejujuran dan ketulusan masyarakat wilayah pegunungan yang saat ini masuk bagian administrasi pemerintahan Kabupaten Mamasa, ada lagi kenyataan yang patut dijadikan contoh dari wilayah ini, yaitu dari sejak zaman dahulu, tidak pernah ada perampok atau penodong di jalan.

Padahal, lanjutnya, selama ini, kondisi jalan yang masih rusak menyebabkan kendaraan tidak bisa melaju cepat bahkan sering mogok. Selain itu, sepanjang jalan ini, juga masih banyak melalui tempat-tempat yang sepi bahkan hutan yang sama sekali tidak terdapat pemukiman. Sehingga, menurutnya, kalau ada yang mau melakukan perampokan atau penodongan, itu kemungkinan besar sangat mudah dilakukan seperti di daerah-daerah lainnya karena kondisi jalan yang sepi.

Tapi selama yang Ia ketahui, kata Rasyid Tumpang, di jalur jalan Polewali ke Mamasa dan Aralle sampai Lakahang Kecamatan Tabulahan, dan dari arah Mamuju ke Lakahang  dan Aralle samapai Ibu Kota Kabupaten Mamasa, belum pernah ada perampokan atau penodong di jalan.

“Sekarang ini kita hanya dapat berdo’a, dengan semakin berkembangnya wilayah ini, semoga tradisi kantin kejujuran dan keamanan di sepanjang jalan tersebut, masih tetap bisa dipertahankan,” harapnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tentang Tradisi Kantin Kejujuran di Pedalaman Sulbar, Ini Kata Tokoh Masyarakat PUS"

Posting Komentar